Selasa, 09 Juni 2015

Skin Care 1

Having acnes for almost 10 years is suck. Awalnya muka aku fine-fine aja. Engga ada yang namanya jerawat, komedo, atau penyakit apapun itu yang ada di wajah. Sampe beberapa tahun yang lalu iklan Biore facial wash bener-bener berhasil merubah kondisi muka aku. 
Masih inget banget pas pertama kali nyoba, efek cekit-cekitnya buat muka jadi kering dan pengelupasan yg terjadi berhasil mengundang jerawat di dahi dan pipi dalam jangka waktu seminggu. Sejak itulah Jerawat menjadi teman yang selalu setia nemenin aku, dan ga pernah absen sama sekali. 
Sewaktu SMP bener-bener engga perduli banget sama jerawat ini. At least, engga sampe buat gue stress. Coz I was too boyish to realized it. Untii aku pindah ke Yogyakarta untuk ngelanjutin SMA.
Nah for the very first time I knew that acnes are enemy. Perasaan tidak pede selalu muncul disaat aku ngebandingin kondisi muka temen aku sama kondisi muka aku yang engga banget.
Dengan bermodalkan uang yang pas-pasan dan hasrat yang kuat untuk menghilangkan jerawat inilah yang mungkin semakin memperparah kondisi muka aku. Hampir tiap hari apotik century atau carefour menjadi tempat tongkrongan yang menjadi Saksi bisa atas penderitaan aku. Dan setiap pulang aku selalu bawa belanjaan skincare kerumah dan coba-coba dengan harapan jerawat aku hilang. But nothing really happened.
Tapi setelah aku disibukkan dengan kegiatan sekolah yang mengharuskan aku lebih fokus terhadap nilai akademik maupun non akademik, hasrat untuk menyembuhkan wajah perlahan menghilang. Dan hanya pakai produk ponds saja. Dari mulai facial wash sama day creamnya.
Hampir selama 2 tahun ponds menjadi sahabat muka aku, sahabat yang tak baik. Karena ponds ini pun tak membantu sama sekali, melainkan hanya menguras isi dompet aja. Tapi tetap setia untuk memakainya.
Until kenaikan kelas 3 yang mengharuskan aku untuk pindah ke Medan. Tak tahu kenapa juga, menjadi murid pindahan dari sekolah international ke sekolah biasa saja di Medan menjadi kan aku sebagai sosok yang penting. Dan dengan sangat cepatnya orang-orang yang Bahkan tak aku ketahui, diam-diam mengidolakan (bukan kepedean ya) aku. Image baru yang aku dapatkan ini seakan memaksa aku untuk selalu tampil perfect everyday. Sadar tidak terlahir begitu cantik, make-up or skin care jadi media penunjang untuk membuat aku tampil cantik setiap hari.
Aku selalu dipusingkan dengan hal-hal yang tak begitu penting seperti
1. Hari ini pake tas apa ya
2. Kok sepatu dia kelihatan lebih baru dari pada punya aku? 
3. Parfumnya kurang mahal
4. Malas keramas nih, ke salon ah
5. Beli kutek ah
Dan persoalan yang paling penting
6. Jerawat? Dokter ini ah! Dokter itu bagus ga ya? Kamu pake cream apa? 

Kalau ingat masa-masa ababil ini jadi geli sendiri. Dan engga nyangka kalau aku pernah jadi cewe yang kaya gitu. 
Mulailah muka aku di olesin cream-cream yang engga jelas dan cream-cream mahal yang justru malah buat muka aku hancur.

(Kiri=Aku) Foto ini di ambil 4 tahun lalu sewaktu di Bali. Sebenarnya jerawat aku pada saat itu belum terlalu parah, hanya jerawat kecil yang bisa di hitung. Tapi tetap aja sekecil apapun jerawat itu tetap ganggu. 

So this is how my story begin! Gimana aku berjuang melawan jerawat selama hampir 10 tahun. Dan skincare apa saja yang uda aku pake. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar